Kesuksesan Adalah Hak Kita

Ada dua karakter manusia yang berbeda, yang pertama adalah mereka yang mau mencoba, dan yang kedua adalah orang yang tidak melakukan apa pun atau tidak mencoba. Yang mencoba, akan bertemu dengan kegagalan dan keberhasilan, untuk kemudian belajar membesarkan porsi keberhasilannya dibanding kegagalannya. Sedangkan yang tidak mau mencoba, hanya akan menjadi lebih ahli dalam membuat ribuan alasan .

Kebanyakan manusia tidak berani untuk mencoba atau ragu-ragu karena kurangnya rasa percaya diri / self confidence. Coba pikirkan apa yang akan terjadi pada diri kita jika kita memiliki rasa percaya maka otak kita akan berpikir kita pasti bisa melakukannya, pikirkan pula apa yang terjadi ketika kita memiliki keyakinan yang begitu hebat sehingga membuat diri kita tidak takut akan kegagalan.

Keyakinan amat berpengaruh besar pada realitas kehidupan kita , sesungguhnya kita akan berprilaku sesuai dengan apa yang kita yakini bahkan hal ini dapat dilihat dari tingkah laku dan gaya bicara kita . Keyakinan akan sangat berkorelasi positif dengan segala aktivitas hidup kita . Hanya dengan keyakinan yang positif, kita akan mampu melakukan suatu hal yang menurut orang lain tidak mungkin bisa jadi mungkin.

Banyak orang pintar namun gagal, banyak pribadi cerdas namun kandas di tengah jalan. Sebaliknya ada sebagian orang biasa-biasa saja di akademik maupun oleh lingkungannya tetapi meraih sukses luar biasa dimata manusia dan juga dimata Allah Subhanahu Wata'ala.

Rahasia besar yang dimiliki orang-orang besar sebenarnya bukan terletak pada seberapa banyak dia belajar tentang suatu ilmu. Rahasia yang sebenarnya adalah terletak pada sikap mental yang kokoh, tegar, kuat dan memiliki tujuan hidup yang berkobar-kobar untuk mewujudkan mimpi dan cita-citanya untuk sukses dengan aksi nyata yakni dengan 10 % ide 90% keringat.

Orang-orang besar memulai langkahnya dengan cita-cita yang besar. Kemudian keberanian memulai pada langkah pertama, berani mengambil resiko gagal, berani berproses, berani berkorban dan berani dievaluasi (di kritik) serta berani bangun dan bangkit kembali ketika jatuh atau dijatuhkan dengan cara yang lebih baik.

Banyak orang pintar dan cerdas yang tidak berbuat bukan karena tidak mampu melakukan melainkan karena tidak bertekad. Banyak diantara mereka yang hanya sekedar memutuskan tanpa berani mulai mengerjakan. Banyak orang yang mampu melakukan sesuatu namun tidak mau melakukan, padahal tidak ada proses perbaikan hanya dengan sebuah kemampuan tanpa kemauan memulai dengan aksi nyata.

Kita harus memiliki keyakinan SUKSES, karena Allah Subhanahu Wata'ala tidak akan merubah nasib kita kalau kita sendiri berperilaku pasif dalam merubah nasib kita. Berdo'a se optimal mungkin disertai usaha dan kerja keras, serta tawakkal sebagai sandaran akhir dari usaha kita.

Pribadi yang bermental sukses selalu berfikir positif atas masalah / kesulitan yang diberikan oleh Allah sehingga kita selalu melihat peluang dalam setiap masalah dan bukan melihat masalah disetiap peluang yang ada dihadapannya.

Ketika mental kita adalah mental SUKSES maka kata-kata yang keluar dari mulut adalah kata-kata optimis. Kita akan bilang ” Sulit tapi bisa” untuk hal-hal sulit yang kita rasakan dan bukan kata kata “Bisa tapi sulit”. Kedua kalimat tersebut mengandung unsur kata yang sama namun membawa pengaruh yang sangat berbeda. Kalimat sulit tapi bisa berakhir pada sikap optimis dan berlanjut pada gerak mencoba, sedangkan kalimat bisa tapi sulit cenderung mendorong sikap pessimis dan menyerah sebelum melakukan percobaan.

Mari kita fokuskan pada:” Bagaimana sikap kita mampu merubah emosi kita”. Bayangkan satu masalah yang berat, kemudian angkat wajah kita kemudian tatap kedepan dengan tegas, kepalkan tangan kita, bayangkan peristiwa bahagia yang sangat berkesan dalam hidup kita, melompatlah dan mulailah tersenyum, bayangkan keiinginan-keinginan kita yang indah, teriaklah “ Aku bisa”.

Potensi unggul yang ada pada tubuh kita sangat dipengaruhi oleh sikap kita terhadap diri kita. Dan perubahan sikap yang sudah tersusun sejak lama, hanya dapat dilakukan dengan banyak melatih sikap kita, sehingga memperoleh rasa percaya diri yang mantap.

Rasa percaya diri akan tumbuh karena direncanakan, seorang perenang harus berlatih dan mempersiapkan diri berbulan bulan bahkan tahunan hanya untuk berlomba sekian menit bahkan detik digelanggang renang yang berbeda. Begitu pula dalam olah raga angkat besi seorang atlet telah melakukan ribuan kali angkatan dalam latihan, namun untuk menunjukkan kemampuannya, atlet tersebut hanya mengangkat beberapa kali saja dalam turnamen angkat besi. Juga seorang bintang sepak bola melakukan tendangan ratusan kali untuk menghasilkan satu gol digawang lawan.

Sejauh manakah sikap kita mempengaruhi kesuksesan kita ??. Jawabannya jelas, kita tidak akan sukses bila sikap dan mental kita tidak yakin terhadap diri kita. Yakinlah bahwa kita adalah orang yang pertama kali mampu merubah kehidupan kita. Tidak seorangpun yang mampu menghentikan langkah kita secara permanen kecuali diri kita sendiri. Yakinkah bahwa orang lain adalah penonton dalam kehidupan kita, namun kitalah yang menjadi pemain utama dan pastikan kita mampu berdiri tegap dan mengatakan : Insya Allah ”Aku BISA”.

Sejauh mana kita mampu berpikir atas tindakan kita, maka akan menentukan sejauh mana kesiapan menerima konsekwensi / resiko atas setiap tindakan kita. Bertindak tanpa berpikir akan berujung pada finish yang salah atau bahkan tidak pernah mencapai finish manapun, namun berpikir tanpa bertindak akan menghasilkan kelompok pemimpi yang senantiasa berkata ; “seAndainya, bilamana, kalau saja.....” dan berujung pada penyesalan panjang karena terlewatnya kesempatan-kesempatan yang tidak bisa terulang kembali pada waktu berikutnya.

Tidak ada gawang yang bergerak menuju arah bola, tidak ada makanan burung yang setiap saat terjatuh kearah sarang, tidak ada bunga yang menuju kearah lebah bersarang, dan tidak akan ada keuksesan datang menuju kita, tapi kitalah yang harus bergerak menuju ka kesuksesan kita.

Apa yang membuat seseorang sukses bukanlah dari apa yang dia ketahui, tetapi tindakan apa yang dia ambil dari apa yang dia ketahuinya. Perhatikanlah seorang tukang batu ketika berusaha menghancurkan sebuah batu yang keras dan besar mungkin kita akan melihat sang tukang batu memukul berpuluh-puluh kali namun tetap saja batu tersebut tidak bergeming. Ketika pukulan ke 101batu itu terbelah dua , pertanyaannya kemudian apakah pukulan ke 101 itu menjadi pukulan yang sangat berharga? Dibandingkan seratus pukulan pertama? Tentu tidak karena setiap pukulan dari pukulan pertama hingga pukulan ke 101 itulah yang membelah batu. Semua pukulan itu adalah proses untuk mencapai hasil yang diinginkannya. Sayangnya banyak diantara kita yang membpunyai semangat menggebu-gebu untuk mencari tahu setrategi bias melakukan pukulan yang ke 101 tanpa ingin mengetahui proses yang harus dilalui pukulan yang ke 1 sampai ke 100.
Bill Gates, Sochiro Honda, Alva Edison dan lain-lain adalah orang-orang yang berkali-kali gagal dan melakukan kegagalan yang besar sebelum kesuksesan mereka terungkap. Mereka melihat kegagalan itu sementara dan mereka siap bangkit kembali pada kesempatan berikutnya.

Orang-orang yang tidak pernah mencoba tidak akan pernah tahu seberapa besar kesempatan yang hilang, mereka hanya fokus pada berapa banyak kegagalan yang ingin mereka hindari. Ingatlah sangat jarang orang yang langsung sukses ketika percobaan pertama. Apakah Anda langsung lancar dan suses ketika belajar bersepeda? Saya yakin kita belajar sepeda dengan terseok seok bahkan terjatuh berkali-kali. Namun semua kejadian itu justru menambah semangat untuk belajar lebih giat. Kini mengapa banyak orang dewasa yang baru gagal satu atau dua kali saja sudah memvonis diri mereka sebagai seorang pecundang..?

Yang penting bukanlah apakah kita telah gagal, tetapi apakah mampu bangkit kembali dari kegagalan itu dan mengambil pelajaran dari kegagalan itu untuk melakukan aksi berikutnya. Banyak orang yang ingin melakukan sesuatu kalau ada bukti nyata didepannya, Mereka mempunyai konsep yang salah karena dalam hidup ini kita harus menanam dulu baru dapat menuai hasilnya.

Tidak ada orang kuat mental tanpa beban masalah, tidak ada kata sabar tanpa ujian yang harus diselesaiakan, dan tidak ada medali tanpa adanya pertandingan.Rencanakan apa yang kita inginkan, tulislah, ceritakan kepada sahabat, orang tua dan orang-orang yang mau mendengar kita, dan siaplah mendapat masukan yang mendukung maupun menghambat. Namun pandanglah semua itu dengan pikiran positip, dan ingatlah kita adalah pemain dan bukan penonton.

Mari kita evaluasi kembali tiap langkah yang kita lakukan, apakah menuju kearah gawang kesuksesan kita atau malah tambah menjauh. Terkadang memang perlu membawa bola kebelakang asalkan sebagai bagian dari strategi. Jangan pernah menyerah dan berhenti, karena berhenti / menyerah berarti mati. Wallahu alam bishowab.

0 Response to "Kesuksesan Adalah Hak Kita"