Menyajikan Masakan Untuk Keluarga

Setiap wanita memiliki peran penting dalam kehidupannya. Hal ini tidak dapat dipungkiri, kecuali oleh orang yang tidak mengerti tentang agama Allah, karena sesungguhnya kodrat wanita adalah seorang ibu atau calon ibu. Ada pepatah mengatakan, sesungguhnya bisa itu karena biasa. Begitu pula dengan hal memasak. Jika sejak kecil seorang wanita rajin membantu ibunya di dapur, insya Allah ia akan lebih mengetahui urusan dapur alias masak-memasak.

“Sudah mau nikah kok nggak bisa masak,” ledek seorang kakak lelaki kepada adik perempuannya. Si adik yang memang merasa tidak pintar memasak pun tersenyum seraya menjawab, “Ah, nanti juga bisa..!

Sepertinya kata-kata diatas sudah sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah sikap menyederhanakan tapi tidak pada tempatnya. Kenapa begitu? Sebab, rasa-rasanya sudah bukan rahasia lagi kalau selayaknya seorang wanita itu harus bisa masak. Lho kenapa begitu? Ya, kenyataan ini tentu dapat dimaklumi karena salah satu tugas utama wanita setelah menikah adalah memasakkan atau menyajikan makanan untuk keluarganya.

Bakal repot doong, seandainya seorang ibu tidak pintar masak. Masak nasi aja sering gosong, masak sayur pun keasinan! Kalau terus-terusan begini, suami bisa hobi jajan di luar. Sedih kan, kalau sudah capek-capek masak, eh suami tidak selera makan???

Tidak ada kata terlambat... Teruslah berlatih, sebab pepatah mengatakan, sesungguhnya "bisa itu karena biasa". Sama halnya dengan memasak. Jika sejak kecil atau masih gadis seorang wanita rajin membantu ibunya di dapur, insya Allah akan lebih mengetahui urusan dapur alias masak-memasak.

Kalau sudah mencoba tapi sampai menikah ternyata masih belum pintar masak, maka banyak-banyaklah berlatih untuk memasak menu harian. Menanak nasi pun perlu berlatih loh, agar tidak gosong atau kurang air. Pun dengan masak sayur, agar bisa pas di lidah, maka kita harus belajar mengenal dan meracik bumbu untuk berbagai macam sayur.

Adakalanya seorang wanita kurang begitu pintar masak karena alasan malas. “Mending jajan, beli ‘matengan’, tidak perlu repot-repot.” Memang beli ‘matengan’ adalah cara yang praktis. Tapi kalau begitu terus setiap hari, apakah tidak boros? Memang, untuk memasak kita perlu repot sedikit. Mempersiapkan segala sesuatunya, dari perapian, peralatan sampai bahan, dan nanti kalau sudah selesai harus membersihkan atau membereskan semuanya. Melelahkan, memang. Tapi begitulah tugas ibu rumah tangga. Namun, kelelahan itu akan segera berganti kebanggaan dan kebahagiaan, tatkala seorang ibu melihat suami dan anak-anaknya menyantap masakannya dengan lahap.

Nah, untuk yang belum mahir dalam memasak, jangan malas untuk terus berlatih. Kalau sudah terbiasa, nanti akan terbukti bahwa memasak itu bukanlah hal yang sulit. Meski aku juga masih dalam tahap belajar. So, mari kita belajar memasak bersama-sama.

Utamanya kita harus memiliki motivasi terlebih dahulu untuk bisa belajar memasak. Bukankah Rasulullah SAW bersabda bahwa jihad seorang wanita adalah di rumahnya? Mengurus rumah tangga, termasuk mengasuh anak dan memasak adalah ladang jihad bagi wanita. Semua tidak akan sia-sia bila dilakukan dengan ikhlas. Jika diniatkan untuk ibadah, insya Allah segala rasa lelah yang kita rasakan akan berbuah pahala.

Oh iya, memasak bukan hanya sekadar bisa menyediakan makanan diatas meja saja, namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa seringkali untuk “mengakali” rasa yang kurang mantap, kemudian membubuhkan penyedap rasa yang banyak dalam masakan. Padahal, sebagaimana kita ketahui, penyedap rasa kimia (MSG) itu merupakan salah satu zat karsinogenik atau pemicu kanker. Karena itu, sebaiknya dihindari saja atau diminimalkan penggunaannya.

Menurut hikayat ternyata bagi kalangan orang Jawa yang jadul alias jaman dulu, memandang sosok wanita itu biasa disebut sebagai Konco wingking, atau teman dibelakang. Katanya isteri itu tak boleh terlalu ikut-campur urusan suami. Tugas seorang isteri hanya sebatas mengurusi rumah tangganya sehingga terwujud keluarga yang tenteram,damai dan bahagia. Namun saat ini rupanya jaman sudah berubah, ada wanita yang menjadi presiden, menteri, direktur dan lain-lainnya. Jika ada wanita lebih hebat dari pada suaminya tentu tidak berarti si wanita langsung menyebut suaminya sebagai ”konco wingking” Yaah... namanya juga hikayat kuno.

Zaman dahulu kala juga nich, orang tua kita beranggapan bahwa istri harus pinter masak dan manak (melahirkan anak). Seorang isteri itu harus pintar berdandan untuk suami, bukan untuk orang lain. Selain itu, isteri juga harus pandai memasak, menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anaknya. Seorang isteri yang tidak bisa membuat sambel akan menjadi bahan tertawaan dan bahkan bahan gunjingan keluarga si suami. Wah wah wah.. dampak nya ternyata besar banget dalam kehidupan berumah tangga.

Eitt, tunggu dulu... Semua bisa disederhanakan kok. Ternyata seiring dengan berjalannya waktu, di era globalisasi dan transformasi sekarang ini, peran seorang wanita semakin komplex, apalagi setelah wanita meniti karier diluar rumah.Urusan masak kini cukup didelegasikan kepada pembantu atau membeli makanan dari restaurant, caffe atau warung makan terdekat di kota anda *Itu kalau yang memiliki penghasilan berlebih, enak bisa menggaji pembantu. Nah kalau yang pas-pasan...??

Memasak pada dasarnya adalah pekerjaan wanita, tapi banyak juga wanita yang tidak bisa masak. Memasak memang seni yang dapat dinikmati rasanya dan bentuknya dari sebuah makanan, jika kita memasak dengan sepenuh hati maka makanan yang kita masak akan memberikan rasa yang lezat.

Berikut ini ada beberapa tips khusus bagi yang ingin sukses dalam hal memasak:

  1. Tanamkan dalam hati kita bahwa memasak adalah hal yang menyenangkan, kemudian camkan dalam benak kita bahwa memasak itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Yang terpenting adalah patuhi resep yang kita coba dengan benar, berikut langkah-langkahnya.

  2. Mintalah pada suami atau orang terdekat untuk memberikan kritik dan saran serta masukan setelah mencicipi masakan buatan kita. Jangan pernah merasa lelah atau bosan untuk mencoba dari satu resep ke resep lainnya hingga ketemu dengan resep yang benar-benar cihuy dan mantap.

  3. Kumpulkan resep masakan sebanyak-banyaknya, bila perlu mencarinya dengan cara browsing atau download di internet, bisa juga membeli di toko buku atau lebih mudah lagi minta resep dari tetangga atau sahabat.

  4. Bilamana sudah ketemu dengan resep andalan yang dirasa lezat dan nikmat, maka simpan dalam satu file khusus kemudian pisahkan dengan resep yang lain, lalu beri tanda.

  5. Agar hasil masakan lebih menggoda, ada baiknya pelajari bagaimana menghias makanan, hal ini dimaksudkan supaya masakan yang kita sajikan benar-benar bisa menggugah rasa atau selera makan. Gunakan tomat, timun, daun, cabe atau bahan-bahan alami lainnya sebagai penghias.

  6. Sediakan waktu minimal sebulan sekali untuk berkunjung ke restaurant atau warung makan, supaya lidah tetap terasah dengan standar makanan yang lezat.

0 Response to "Menyajikan Masakan Untuk Keluarga"