Kemiskinan di Indonesia
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan, merupakan tiga hal yang saling berkaitan, dari ilmu pengetahuan yang kita miliki setidaknya menghasilkan suatu teknologi yang dapat mengurangi bahkan mengentaskan kemiskinan. Seperti kita ketahui, penduduk di Indonesia sebagian besar adalah orang-orang miskin dimana memerlukan perhatian serius. Kemiskinan di Indonesia terbentuk bukan karena negaranya yang miskin, akan tetapi sistem pemerintahan yang memang tidak mendukung orang miskin untuk berkembang. Sehingga kekayaan yang mestinya bisa dinikmati secara merata malah hanya dinikmati oleh sebagian orang saja.
Sungguh menyedihkan bukan ? Mengapa bisa seperti itu ya ? Kemiskinan biasanya terjadi ketika pendapatan yang diterima tidak bisa mencukupi untuk membeli kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Mengapa mereka mempunyai pendapatan yang bisa dibilang tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka sendiri ?
Banyak penduduk di Indonesia yang tidak mempunyai keterampilan apa-apa, ya setidaknya punya modal untuk berkembang misalnya. Tingkat pendidikan di Indonesia pun bisa dibilang masih dalam taraf yang rendah, cukup banyak warganya yang hanya menikmati jenjang pendidikan sampai SD, malah ada yang tidak sampai Lulus, sehingga mereka tidak mempunyai keterampilan. Penduduk desa pun banyak yang melakukan urbanisasi ke kota , dengan anggapan bahwa bekerja di Kota bisa menghasilkan banyak uang dan dapat mengubah nasib hidup mereka, padahal sesungguhnya mereka hanya akan menambah jumlah pengangguran yang pada akhirnya berdampak meningkatnya angka kemiskinan.
Namun tentunya tidak semua warga Indonesia hidup berada pada garis kemiskinan. Masih ada warganya yang bisa mengenyam bangku pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi demi membekali diri mereka dengan keterampilan dan pengetahuan. Nah, mereka yang berpendidikan diharapkan mampu membuat suatu gebrakan untuk mengurangi bahkan kalau bisa memberantas masalah kemiskinan ini. Sebenarnya konsep pengentasan kemiskinan yang dirancang oleh pemerintah sudah cukup bahkan bisa dibilang sangat bagus, hanya saja implementasinya saja yang sulit. Disana-sini masih banyak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan pribadi. Contohnya saja dana yang seharusnya bisa dirasakan oleh rakyat miskin, malah di korupsi ratusan juta atau milyaran rupiah bahkan ada yang trilyunan oleh oknum tertentu atau segelintir orang.
Sebenarnya berbagai tindak korupsi yang terjadi di negara ini bisa saja diatasi jika di setiap pengaturan data-data untuk kemiskinan dapat berjalan efisien dan efektif. Misalnya pengumpulan data, pengelompokan, kalkulasi kebutuhan, laporan atau evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan bisa terpantau dengan baik. Dan semuanya itu sangat dibutuhkan teknologi,
Dalam hal ini teknologi informasi lah yang berperan. Sebagai tenaga IT, ataupun umumnya sebagai warga negara yang baik, sudah menjadi kewajiban kita bersama membantu mengatasi kemisikinan. Tidak harus para pejabat yang ditugaskan mengentas kemiskinan saja yang bertindak, bisa saja dari diri kita sendiri memiliki gebrakan-gebrakan yang inovatif dan jernih memunculkan ide agar nantinya dapat mengentas kemiskinan.
Para facebooker's di Indonesia sebetulnya bisa menemukan algoritma-algoritma canggih untuk mengentaskan kemiskinan dari sisi IT. Bagi mereka yang sering membagikan apa yang dipikirkan atau istilahnya update status, siapa tahu menemukan ide-ide fresh. Disini memang untuk prakteknya dibutuhkan ilmu sosial dan budaya, agar facebooker's ikut serta menyumbangkan ide atau membuat gebrakan baru yang efisien dan inovatif supaya nantinya bisa mengurangi jumlah kemiskinan. Disamping otak kiri untuk berfikir bagaimana mengupdate status, otak kanan juga berpikir kreatif demi majunya bangsa Indonesia dari kemiskinan yang sudah lama menjerat.
Para facebooker's di Indonesia sebetulnya bisa menemukan algoritma-algoritma canggih untuk mengentaskan kemiskinan dari sisi IT. Bagi mereka yang sering membagikan apa yang dipikirkan atau istilahnya update status, siapa tahu menemukan ide-ide fresh. Disini memang untuk prakteknya dibutuhkan ilmu sosial dan budaya, agar facebooker's ikut serta menyumbangkan ide atau membuat gebrakan baru yang efisien dan inovatif supaya nantinya bisa mengurangi jumlah kemiskinan. Disamping otak kiri untuk berfikir bagaimana mengupdate status, otak kanan juga berpikir kreatif demi majunya bangsa Indonesia dari kemiskinan yang sudah lama menjerat.
Semoga dapat menggugah hati kita.




0 Response to "Kemiskinan di Indonesia"